Kebanyakan kemasan kosmetik ramah lingkungan tidak benar-benar ramah lingkungan. Maksudnya begini, sejumlah brand hanya menempelkan logo “100% kemasan organik” atau “recyclable”. Padahal hal ini belum sepenuhnya benar.
Kemasan baru bisa disebut ramah lingkungan jika proses produksinya jelas. Lalu, bagaimana cara mengenali kemasan yang memang ramah lingkungan? Mari bedah topik ini pada artikel berikut!
Sebenarnya, Apa itu Kemasan Ramah Lingkungan?

Dunia kosmetik sangatlah luas. Akhir-akhir ini mulai bermunculan brand yang berinovasi menghadirkan environmentally friendly packaging. Namun, benarkah demikian? Dahulu kemasan dikatakan ramah lingkungan apabila memenuhi kriteria 3R, yaitu:
- Reduce
- Reuse
- Recycle
Kedengarannya tidak asing, bukan? Kemasan ramah lingkungan mempunyai peluang lebih rendah berakhir di tempat pembuangan akhir ketimbang kemasan konvensional. Beberapa di antaranya bahkan sangat mudah terurai dan bisa didaur ulang sendiri di rumah.
Namun, ada juga kemasan ramah lingkungan yang tetap berakhir di tempat pembuangan akhir. Faktor penyebabnya bervariasi, salah satu yang paling umum adalah tidak adanya infrastruktur daur ulang yang mendukung. Kesimpulannya, jika berbicara soal kemasan ramah lingkungan, itu berarti:
- Terbuat dari 100% bahan alami
- Proses produksi tanpa menghasilkan emisi dan polusi
- Kemasan mudah didaur ulang
- Bisa digunakan kembali
Kemasan Kosmetik Ramah Lingkungan dan Manfaatnya
Memang tidak bisa dibantah bahwa hanya beberapa produk kosmetik saja yang bisa menggunakan kemasan ramah lingkungan. Kuncinya adalah membuat kemasan ramah lingkungan sebisa mungkin guna melindungi lingkungan. Berikut selengkapnya:
1. Kemasan Kertas Cokelat
Kertas cokelat umumnya digunakan sebagai pembungkus produk yang mudah didaur ulang. Mulai banyak brand yang menggunakan kertas cokelat sebagai kemasan luar.
Anda dapat menempelkan logo pada bagian depan kemasan agar tidak terlihat polos. Tanpa tambahan elemen grafis apa pun, kertas cokelat memiliki visual yang nyaman dilihat. Warnanya yang earthy serta teksturnya yang unik memberikan kesan tersendiri.
Harganya juga murah, sehingga tidak memberatkan harga produk nantinya. Hanya saja, kemasan ini mudah sobek dan tidak tahan air, mengingat terbuat dari bahan kertas. Meski begitu, kertas cokelat mudah dihancurkan untuk didaur ulang kembali menjadi kertas.
2. Kemasan Bambu
Bambu adalah sumber daya terbarukan yang bisa dipilih sebagai kemasan kosmetik ramah lingkungan sekali pakai. Karakteristik bambu yaitu ringan, mudah dibudidayakan, dan tersedia bermacam-macam pilihan spesies.
Daya tahan dan kekuatan yang dimiliki bambu menjadikannya cocok dijadikan sebagai toples luar produk. Anda bisa memberikan kaca atau akrilik pada bagian dalam bambu sebagai pelapis sekaligus wadah kosmetik.
Kemasan bambu dapat dihiasi menggunakan teknik ukir, hot stamping, sablon dan lain sebagainya untuk menempelkan logo brand.
3. Kemasan Isi Ulang
Sulit menghapus bahan plastik dari bahan pembuat kemasan kosmetik. Karena itu, masalah ini menjadi tantangan besar yang dihadapi oleh industri kosmetik. Plastik menawarkan alternatif kemasan yang murah, kuat, tidak bocor, anti-pecah, mudah dibentuk menjadi apa saja dan tahan lama.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menekan polusi plastik adalah dengan mengadakan program kemasan isi ulang bagi para konsumen. Brand harus berusaha mendorong konsumen untuk menggunakan wadah lama dan menyediakan layanan isi ulang kosmetik.
Berikan diskon khusus pada konsumen yang memilih layanan isi ulang, dengan begitu mereka lebih tertarik menggunakan kemasan isi ulang.
4. Kemasan Tepung Jagung
Pernahkah lewat di pikiran Anda bahwa tepung jagung bisa diolah menjadi kemasan kosmetik ramah lingkungan yang aman? Tepung jagung adalah bahan yang natural dan mudah dibudidayakan.
Kemasan tepung jagung dapat terurai secara hayati, bahkan menjadi kompos penyubur tanaman. Pilihan yang bagus untuk mengemas produk kosmetik, mengingat bahannya aman dan tidak mengeluarkan zat beracun. Terlebih, produksinya tidak menghasilkan zat emisi yang tinggi.
5. Kemasan Beeswax
Beeswax atau lilin lebah adalah bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan kosmetik, seperti lip balm. Selain menjadi bahan kosmetik yang bagus, lilin lebah pun dapat diolah menjadi kemasan ramah lingkungan.
Untuk itu Anda perlu mencampurkan minyak kelapa, minyak jojoba dan lilin lebah, kemudian dipasangkan pada kain pelapis. Sifat lilin lebah fleksibel dan mudah dibentuk, sehingga produk kemasan jadi nantinya berfungsi layaknya plastik.
Kemasan lilin lebah dapat digunakan sebagai penutup atau pelindung kosmetik. Zat anti-bakteri di dalamnya mampu menjaga produk supaya tetap higienis dan bebas kontaminasi. Biar lebih menarik, Anda bisa menambahkan pewarna alami atau menggambarkan pola-pola menarik.
6. Kemasan Rumput Laut
Contoh kemasan kosmetik ramah lingkungan cair selanjutnya berasal dari rumput laut. Selain dijadikan sebagai bahan pangan, rumput laut menawarkan banyak potensi. Sifatnya yang mudah larut, bisa dimakan dan mudah terurai, menjadikannya sebagai opsi yang bagus sebagai kemasan kosmetik.
Sebetulnya kemasan jenis ini masih dalam tahap pengembangan. Intinya, rumput laut terlebih dulu dibekukan, dicairkan, lalu dikeringkan. Hasil akhirnya berupa lembaran transparan. Biar lebih kuat, biasanya rumput laut dicampur dengan bahan pengikat alami, seperti serat alga.
Memiliki fungsi seperti plastik, kemasan rumput laut dapat digunakan sebagai pembungkus masker wajah, kosmetik gel hingga kosmetik cair.
7. Kemasan yang Bisa Ditanam
Satu perusahaan sudah menerapkan jenis kemasan ini dalam produknya. Mereka mencampurkan benih organik, seperti bayam atau kemangi, ke dalam campuran kemasan kardus yang dibuatnya. Anda bisa meniru cara ini untuk membuat kemasan yang ramah lingkungan dengan harga lebih rendah.
Sertakan juga cara mendaur ulang kemasan tersebut pada kardus, yaitu dimulai dengan merendam kardus di dalam air, lalu menanamnya di tanah. Selain mencegah timbulnya sampah, konsumen pun merasa terlibat dalam upaya perlindungan lingkungan. Membuat kemasan kosmetik ramah lingkungan aman membutuhkan kreativitas dan pengujian berkelanjutan. Namun hasilnya sangat membayar. Dengan menggunakan kemasan organik, brand Anda akan mendapat apresiasi lebih dari konsumen atas kontribusi perlindungan lingkungan.